1. Peranan dan fungsi bahasa
a. Pengertian bahasa
Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas
dunia ini, karena dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan
bahasa merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat. Adapun bahasa dapat
digunakan apabila saling memahami atau saling mengerti erat hubungannya dengan
penggunaan sumber daya bahasa yang kita miliki. Kita dapat memahami maksud dan
tujuan orang lain berbahasa atau berbicara apabila kita mendengarkan dengan
baik apa yang dikatakan.
b. Manfaat bahasa
Ø
Menjadi pencipta lagu, menciptakan sebuah lagu
tentunya sangat menyenangkan. Kebanyakan musisi memakai bahasa yang sangat
beragam dan juga lebih familiar di telinga.
Ø
Sastrawan, anda harus berpikir dua kali jika menyangka
bahasa hanyalah sebagai alat komunikasi saja. Namun itu semua tidak benar,
selain untuk berkomunikasi dengan
orang bahasa juga dapat membuat orang sebagai sastrawan.
Ø
Menjadi seorang pelawak, jangan mengira melawak itu
mudah. Para pelawak harus dapat memutar otaknya ketika ingin berbicara dan
melucu didepan orang.
Ø
Motivator, ketika seseorang memiliki keinginan untuk
menjadi motivator maka haruslah diawali dengan cara mempelajari bahasa karena
itu semua akan membantu anda berbicara dan memberikan arahan kepada orang lain.
Ø
Pembawa acara atau Presenter harus mempunyai gaya bahasa yang sopan dan juga bersikap
yang baik sehingga tidak dapat membuat orang tersinggung atau lainnya.
c. Apakah bahasa dapat merubah prilaku seseorang
Menurut Sabriani (1963),
mempertanyakan bahwa apakah bahasa mempengaruhi perilaku manusia atau tidak?
Sebenarnya ada variabel lain yang berada diantara variabel bahasa dan perilaku.
Variabel tersebut adalah variabel realita. Jika hal ini benar, maka terbukalah
peluang bahwa belum tentu bahasa yang mempengaruhi perilaku manusia, bisa jadi
realita atau keduanya.
Kehadiran realita dan hubungannya dengan variabel lain, yakni bahasa dan perilaku, perlu dibuktikan kebenarannya. Selain itu, perlu juga dicermati bahwa istilah perilaku menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk ke perilaku penutur bahasa, yang dalam artian komunikasi mencakup pendengar, pembaca, pembicara, dan penulis.
Kehadiran realita dan hubungannya dengan variabel lain, yakni bahasa dan perilaku, perlu dibuktikan kebenarannya. Selain itu, perlu juga dicermati bahwa istilah perilaku menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk ke perilaku penutur bahasa, yang dalam artian komunikasi mencakup pendengar, pembaca, pembicara, dan penulis.
2. Ragam dan laras bahasa
a. Pengertian ragam bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi
bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan,
menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap
sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di
kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan),
di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat
dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Menurut Dendy Sugono (1999 :
9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah
pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi,
seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa
baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar,
kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Ditinjau dari media atau sarana
yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yaitu (1) ragam bahasa lisan, (2)
ragam bahasa tulis. Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech)
dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa
yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur
dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita
berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan tata
cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua
jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur
dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul
kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal, kedua jenis ragam
bahasa itu berkembang menjdi sistem bahasa yang memiliki seperangkat kaidah
yang tidak identik benar, meskipun ada pula kesamaannya. Meskipun ada
keberimpitan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki
seperangkat kaidah yang berbeda satu dari yang lain.
b. Pengertian laras bahasa
Laras bahasa (bahasa Inggris: register)
adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan
atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat
diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan
kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik.
Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan oleh
Joos (1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu :
(1) beku (frozen),
(2) resmi (formal),
(3) konsultatif (consultative),
(4)
santai (casual), dan
(5) akrab (intimate).
Ragam beku digunakan pada situasi
hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan
pengadilan, dan upacara pernikahan. Ragam resmidigunakan dalam
komunikasi resmi seperti pada pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah. Ragam
konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau
pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah
dan di pasar. Ragam santai digunakan dalam suasana tidak resmi dan
dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan
akrab. Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan
yang sangat akrab dan intim.
c. Contoh dari ragam dan laras bahasa
1)
CONTOH RAGAM BAHASA BERDASARKAN PENUTUR
1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut
ragam daerah (logat/dialek).
Luasnya pemakaian bahasa dapat
menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh
orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di
Jogjakarta, Bali, atau bisa kita lihat dari yang paling dekat saja kadang
bahasa yang digunakan orang Jakarta dengan orang Bogor ataupun Bandung sudah
berbeda. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan
penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan
oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak
berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing,
misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak
berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm,
pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa
seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam
kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
3. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur.
Ragam bahasa dipengaruhi juga
oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis
terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan
santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga
mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang
bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak
antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam
bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan
makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan.
Bahasa baku merupakan ragam
bahasa yang dipakai dalam situasi resmi/formal, baik lisan maupun tulisan.
Bahasa baku dipakai dalam :
v
pembicaraan
di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat dinas memberikan
kuliah/pelajaran,
v
pembicaraan
dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan
pejabat,
v
komunikasi
resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang,
v
wacana
teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.
Segi
kebahasaan yang telah diupayakan pembakuannya meliputi
v
tata
bahasa yang mencakup bentuk dan susunan kata atau kalimat, pedomannya adalah buku
Tata Bahasa Baku Indonesia,
v
kosa
kata berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI);
v
istilah
kata berpedoman pada Pedoman Pembentukan Istilah,
v
ejaan
berpedoman pada Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD),
v
lafal
baku kriterianya adalah tidak menampakan kedaerahan.
RAGAM BAHASA MENURUT POKOK
PERSOALAN ATAU BIDANG PEMAKAIAN
Dalam kehidupan sehari-hari
banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan
yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam
bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang
digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan
dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan
ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang
digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan
istilah laras bahasa.
Perbedaan itu tampak dalam
pilihan atau penggunaan sejumlah kata/peristilahan/ungkapan yang khusus
digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah
kata-kata yang digunakan dalam bidang agama; koroner, hipertensi, anemia,
digunakan dalam bidang kedokteran; improvisasi, maestro, kontemporer banyak
digunakan dalam lingkungan seni; pengacara, duplik, terdakwa, digunakan dalam
lingkungan hukum; pemanasan, peregangan, wasit digunakan dalam lingkungan olah
raga. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang
dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam
sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam
koran/majalah, dll. Contoh kalimat yang digunakan dalam undang-undang.
2) Laras Bahasa
Pada saat digunakan sebagai
alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi
pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan
pemakaiannya. Dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah
populer, laras feature, laras komik, laras sastra, yang masih dapat dibagi atas
laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya. Setiap laras memiliki
cirinya sendiri dan memiliki gaya tersendiri. Setiap laras dapat disampaikan
secara lisan atau tulis dan dalam bentuk standar, semi standar, atau
nonstandar.
Jenis dan Ciri Laras Bahasa
Laras bahasa dapat digolongkan
kepada dua golongan besar, yaitu laras biasa dan laras khusus. Laras biasa
ialah laras khusus yang digunakan untuk masyarakat umum seeprti bidang hiburan
(laporan suskan, berita sukan), pengetahuan dan peneranagn (syarahan, rencana),
maklumat dan pemujukan (rencana, iklam).
Laras khusus pula merujuk
kepada kegunaan untuk khalayak khusus seperti ahli-ahli atau peminat dalam
bidang tertentu dan pelajar-pelajar (rencana, laporan, buku).
Pembeza utama yang membezakan
antara laras biasa dengan laras khusus ialah:
kosa kata
tatabahasa
gaya
1. Laras Bahasa Biasa
Tidak melibatkan bidang
tertentu, mudah difahami, tiada istilah teknikal, kurang kata pinjaman.)
Laras biasa ialah laras bahasa
yang yang digunakan unuk khalayak umum tentang pelbagai bidang seperti bidang
hiburan (laporan sukan, berita sukan), pengetahuand an penerangan (syarahan,
encana) dan maklumat dan pemujukan (rencana, iklan).
2. Laras Bahasa Perniagaan
Mempengaruhi pengguna untuk
membentuk tanggapan tertentu , atau mengubah sikap dan melakukan tindkan.
Digunakan dalam iklan, tender,
laporan dan sebagainya , disokong pula oleh gambar, lukisan, grafik, ilustrasi
dansebagainya.
Iklan dapat dihasilkan dengan
beberapa cara seperti berikut:
a. logan: Kami Ada Cara
b. Kaedah Pernyataan: Rumah Untuk
Dijual/Disewa
c. Perkaitan Konsep: Artis X dengan Tilam
Jenama Y
d. Perisytihran: Waja dengan Aksesori Lengkap
e. Kaedah Umpan: Beli Satu, Percuma Satu
f. Mesra: Keutamaan Kami Adalah Pelanggan.
g. Bandingan: Bateri X Lebih Berkuasa dan
Tahan Lama
h. Gesaan: Cepat! Cepat! Datanglah
Beramai-ramai
i. Pertanyaan: Sakit Pinggang? Sapulah Dengan
Minyak Angin Z.
3. Laras Bahasa Akademik
Meliputi berbagai bidang
seperti sains, teknologi, komunikasi, matematik dan sebagainya yang terletak
dalam ruang lingkup pendidikan.
Dalam penulisan ilmiah,
misalnya penulisan thesis, penulis perlu mengikut fornmati tertentu seperti
perlu ada cattan bibiliografi (rujukan), nota kaki di bawah muka surat atau
nota hujungan di penghujung setiap bab.
Menggunaka istilah-istilah yang
khusus kepada bidang, dan biasanya perlu dihafal. Contohnya ialah fotosintesis,
pecutan, mengawan, pendebungaan dan sebagainya.
4. Laras Bahasa Undang-Undang
Tiada gambar, graf, metafora,
simili, peribahasa, kiasan dan sebagainya. mempunyai istilah sendiri seperti
Argumantum ad baculum, habeas corpus dan sebagainya.
5. Laras bahasa media
Berita sebagai satu wacana
mempunyais truktur teks yang tersnediri, laind aripada struktur teks cereka,
dan lain pula daripada struktur teks esei dan karya ilmiah.
Wartawan atau pengarang akhbar
menggunakan bahasa untuk menjelaskan sesuatu menurut cara yang paling mudah
diterima sesuai dengan selera sebilanganbesar pemvbaca akhbar.
Tiga ciri penting yang harus
ada dalam berita akhbar yang baikialah, pertama, baasa yang digunakan mudah.
kedua, gaya tulisan yang jelas danketuiga, isi tulisan mestilah tepat. Oleh
sebab akhbar diterbitkan untuk orang ramai, maka bahasa akhbar haruslah sesuai
dengan bahasa kegunaan orang ramai.
6. Laras Bahasa Sastera
Memperlihatkan gaya bahasa yang
menarik dan kreatif. Bahasanya boleh dalam bentuk naratif, deskriptif, preskriptif,
dramatik dan puitis.
Beberapa ciri bahasa sastra:
a. kreatif dan imaginatif: kabur mesej
b. mementingkan penyusunan, pengulangan,
pemilihan kata
c. puitis dan hidup,: monolog, dialog,
bunga-bunga bahasadan sebagainya.
d. menggunakan bahas tersirat: perlambangan,
kisan, perbandingan, peribahasa, metafora, simile, personifikasi, ilusi,
ambiguiti dan sebagainya.
e. terdapat penyimpangan tatabahasa atau
manipulasi bahasa.
7. Laras Bahasa Agama
Mengandungi istilah agama daripada bahasa
Arab Struktur ayatnya banyak dipengaruhi struktur bahasa Arab Diselitkan dengan
petikan daripada al-Quran dan hadis.
Referensi :